Gabung di Cherrybelle, Novi Herlina Tak Risau Masalah Jodoh


Girl band Cherrybelle memiliki peraturan untuk tidak memiliki kekasih.  Novi Herlina, personel Cherrybelle yang baru saja bergabung, mengaku beruntung karena sudah tak memiliki pacar saat diterima bergabung menggantikan Anisa.
"Kebetulan pas ikut audisi sudah putus beberapa tahun lah," kata Novi di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3).
Untuk saat ini, Novi yang berstatus jomblo memilih fokus di Cherrybelle. Ia tak merisaukan dengan masalah jodoh.
"Fokus sama Cherrybelle saja dulu,” kata dara kelahiran 22 November 1993 itu.

Cherrybelle Girang Usulan Masuk Sekolah Jadi Jam 9 Pagi


WACANA Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan mengubah jam masuk sekolah di Jakarta dari pukul 06.30 WIB menjadi 09.00 WIB disambut antusias oleh girlband Cherrybelle. Menurut mereka hal tersebut bisa membuat anak sekolah dapat menerima pelajaran dengan lebih baik karena tidak mengantuk.
Wagub DKI Jakarta Basuki T. Purnama alias Ahok baru-baru ini memang mengusulkan untuk mengubah masuk jam sekolah yaitu dari pukul 06.30 WIB menjadi 09.00 WIB. Sebelumnya, anak sekolah masuk pada pukul 07.00 lalu dimajukan menjadi pukul 06.30 WIB. Namun ternyata memajukan jam masuk tersebut dianggap belum efektif. Justru anak murid menjadi sering datang terlambat.

Salah satu personil, Cherly menuturkan, awalnya masuknya anak-anak sekolah pada pukul 06.30 WIB karena untuk menghindari kemacetan, tapi kini sama saja tidak mempengaruhi kecametan di ibu kota Jakarta.

"Awalnya kan memang untuk mengurangi kemacetan,tapi kalau kaya sekarang ini ya sama saja ya, terang Cherly di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3).

Lebih lanjut, Cherly mengungkapkan bahwa baiknya jam masuk sekolah kini yang agak siang tidak terlalu pagi seperti biasanya, hal tersebut juga untuk menyegarkan para anak sekolah untuk menerima pelajaran. "Menurut saya itu akan lebih efektif," tegasnya.

"Kata adik saya, jadi mereka bisa menerima pelajaran dengan baik, gak terasa ngantuk banget,"pungkasnya.

Namun usulan Ahok ini juga mendapat kritikan dari mantan Wapres Jusuf Kalla. Dalam siaran pers, Sabtu (29/3), JK meminta Ahok mempertimbangkan baik-baik setiap kebijakan yang akan diterapkannya. Seperti akan mengubah jam masuk sekolah dari jam 7 pagi menjadi jam 9 pagi. "Tidak mudah mengubah ritme hidup anak anak dan keluarganya yang sudah terbiasa bangun Subuh," kata JK

Cherry Belle Tak Takut 'Dibunuh' Mantan Pacar


Pernah mengalami putus pacaran tak membuat para personel Cherry Belle takut akan mengalami hal yang sama dengan Ade Sarah Angelina Suroto yang dibunuh oleh mantan pacarnya. Pasalnya tiap personel selalu menjaga hubungannya dengan sang mantan.

"Selama ini sih kita baik-baik saja, jadi tidak ada perasaan takut untuk dibunuh," kata Cherly di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3).
Jalin hubungan baik dengan mantan,personel Cherry Belle tidak takut mengalami hal yang sama dengan Ade Sarah.
Berhati-hati dalam memilih teman pun menjadi hal penting yang diperhatikan para personel Cherry Belle. Diakui Cherly, dirinya syok saat pertama kali mendengar berita pembunuhan itu.
"Bukan bukan berarti jadi anti sosial, karena harus berhati-hati dalam berteman. Kemarin itu sempat syok aja kitanya," imbuhnya.
Senada dengan CherlyChristy juga merasakan hal yang sama. Terlebih pembuhan itu dilakukan oleh orang yang pernah disayangi si korban.
"Kalau merasa siap punya pasangan, kalau sudah putus harus dijaga baik-baik hubungannya, kan bisa jadi berteman. Cara menjaga hubungannya ya dilupakan saja," timpal Christy.

Biar Gak Dibunuh, Cherrybelle Jaga Hubungan dengan Mantan Pacar



Kasus pembunuhan yang menimpa Ade Sara Angelina Suroto membuat para personel Cherrybelle lebih berhati-hati menjalin pertemanan. Pun begitu dengan mantan pacar, mereka memilih menjaga hubungan.

"Iya, bukan bukan berarti jadi antisosial, karena harus berhati-hati dalam berteman. Kemarin itu sempat syok saja kita-nya," kata Cherly, pemimpin Cherrybelle, di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3/2014).

Mereka menilai, peristiwa tersebut cukup membuat prihatin. Sehingga, mereka pun selalu menjaga hubungan baik dengan para mantan kekasih mereka.

"Kalau sudah merasa sudah siap punya pasangan, kalau sudah putus, harus dijaga baik-baik hubungannya. Kan bisa jadi berteman. Cara menjaga hubungannya, ya dilupakan saja," ungkap Christy, bercanda.

"Selama ini sih kita baik-baik saja, jadi tidak ada perasaan takut untuk dibunuh," tandasnya

Jadi Personel Cherry Belle, Novi Herlina Diputus Pacarnya?


Novi Herlina, personel baru dari girlband Cherry Belle mengaku tidak lagi memiliki seorang kekasih, alias jomblo. Kandasnya kisah asmara Novi terjadi saat dirinya mengikuti audisi menjadi personel girl band tersebut.

Seperti yang diketahui, Novi adalah member baru yang masuk beberapa saat lalu untuk menggantikan posisi Anisa Rahma. Lalu apakah bergabungnya dia dengan Cherry Belle adalah alasan utama Ia putus dengan sang pacar?
"Nggak punya pacar. Kebetulan pas ikut audisi sudah putus, beberapa tahunlah," kata Novi di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3).
Enggan memikirkan urusan asmara, saat ini Novi hanya ingin fokus dengan status barunya sebagai personel Cherry Belle. Meski tidak dipungkiri untuk urusan cinta, Novi lebih suka dengan pria yang dewasa.
"Kalau kita sih fokus sama Cherry Belle saja. Tapi kalau aku memang suka pria yang lebih dewasa," tandasnya.

Cherrybelle Setuju Masuk Sekolah Jam 9 Pagi


Wakil Gubernur Jakarta Basuki T. Purnama, mengubah jam sekolah dari pukul 06.30 WIB menjadi 09.00 WIB. Itu turut menarik perhatian para selebriti, termasuk para personel Cherrybelle. Mereka ikut mendukung rencana tersebut.

Menurut Cherly, pada awalnya, anak-anak sekolah masuk pukul 06.30 WIB karena untuk menghindari kemacetan. Namun, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kemacetan di Jakarta.

"Iya, awalnya kan memang untuk mengurangi kemacetan," kata Cherly, pemimpin Cherrybelle, di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3/2014).

Dengan rencana lebih siang, menurut Cherly, akan sedikit efektif menngingat kondisi anak-anak sekolah sudah segar. 

"Iya, menurut saya itu akan lebih efektif. Kata adik saya, jadi mereka bisa menerima pelajaran dengan baik, enggak terasa ngantuk banget. Jadi tambah happy dia," tandasnya.

Gabung di Cherrybelle, Novi Diputus Pacar


Personel baru Cherrybelle, Novi Herlina mengaku kini berstatus jomblo. Karena itu, dia memilih fokus di girlband Cherrybelle.

"Enggak, kebetulan, pas ikut audisi sudah putus beberapa tahun lah," kata Novi di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (30/3/2014).

Karena itu, Novi memilih fokus di Cherrybelle dulu. Meski begitu, Novi tidak memungkiri tetap mengaggumi pria dewasa.

"Kalau kita sih fokus sama Cherrybelle saja. Tapi kalau aku memang suka pria yang lebih dewasa," tandasnya.

Wajah Novi sangat manis, dan dapat dibilang mirip dengan mantan personel Cherrybelle, Annisa. Sebelumnya, dara manis kelahiran 22 November 1993 itu harus melewati tiga bulan latihan untuk bergabung dengan Cherrybelle. Latihan fisik, vokal, dan tari.

[VIDEO] Cherrybelle at Dahsyat RCTI (300314)

[VIDEO] Cherrybelle at Jagoan Clevo Indonesia Global TV (300314)



[VIDEO] Tutorial Cherrybelle Youth Lashes by DEYEKO

ARWAH JOMBLO GALAU Part 8

Genre   : Horor comedy
Cast       : All MC dan yang masih dirahasiakan


                 “Maaf ya, aku telat” Vidi tiba-tiba muncul dari balik pintu dan meminta maaf atas keterlambatannya   menjemput sang pujaan hati.

               “Iya gapapa, eh ini payung kamu kenapa disini ya? Perasaan aku nggak berasa bawa deh” Christy langsung menanyakan sesuatu yang memang sejak tadi mengganjal hatinya

               “Ha? Ee.. e.. ini,, anu..” Vidi masih tergagap menjawab pertanyaan Christy.

                “Ini anu kenapa sih?? Emm…yaudahlah, mungkin emang aku yang lupa, yuk berangkat!” Vidi bernafas lega karna Christy tak membahas payung itu lagi.



                “What?? Felly? Kok bisa sih, Vidijadi jalan sama Felly?” Gue melayangkan pertanyaan yang sama ke Steffy yang udah jelas nggak tau apa-apa.

                “Ya mana gue tau?!” Doi Cuma masang muka cengo sambil terus minum air putih rasa susunya.

                “Hiih.. pokoknya gue harus bisa keluar dari sini! Tapi gimana?? Hah! Kenapa sih gue pake dihukum segala?!” Gue masih ngamuk-ngamuk nggak karuan karna tahu berita terkini dari mulut Steffy.

                “Gue tau gimana caranya lo bisa keluar dari sini” 

                “Gimana gimana?” Sambut gue antusias.

                “Gampang banget, emmm… lo tingga ltunggu aja besok, pasti bisa keluar” Jawab Steffy pede abisss. Gue yang dengerjawabanya cuma bisa nahan emosi, biar tuh kulkas dua pintu nggak melayang ke ususnya.

                Akhirnya, walaupun jawaban Steffy ngasal, tapi ya emang bener sih, gue turutin. Gue nunggu sampai besok,biar langsung bisa konfirmasi soal jalan barengnya Vidi sama Felly kemaren. Kok malah bisa dia yang jalan sama Vidi gimana ceritanya?

                Freedom… akhirnya gue bebas dari hukuman nggak bermutu itu, masih pagi-pagi buta gue udah kelayaban ke rumah Felly, buat apa? Yang pasti bukan bersihin ilernya ya. Karena kalo gue dateng pagi-pagi buta gini, situasi yang tertangkap adalah, doi masih molorrrr.

                Setelah gue nyampe didepan kamarnya Felly, gue gedor-gedor jendelanya yang masih ketutup sama korden biru dongker, nggak ada jawaban. Gue mikir lagi, ngapain juga gue pake gedor-gedor,tinggal masuk juga gue bisa.               

                “Fell, bangun!! Gue harus ngomong!” Gue coba bangunin Felly yang masih berselimut iler dan belek.

                “Yaudah ngomong aja!” Jawab doi dengan suara parau kaya nenek-nenek yang ketakutan nyebrang

                “Iiihh…bangun, gue serius Felly” Gue mulai teriakin dia pake suara merdu gue.

                “Yaudahhh ngomong! Gue dengerin kok” Doi ngomong sambil mindah posisi molornya.

                “Kenapalo bisa jalan sama Vidi?” Sidang gue mulai. Sidang antara hantu jomblo sama cewek aneh yang lagi molor.

                “Hmmm…..” Bahasa bayi di planet Mars muncul dari mulut Felly. Bener-bener bukan jawaban yang gue mau.

                “Felly…gue seriuuusss. Makanya bangun! Gue jitak lu ya!” gue mulai esmosi sama nih anak, nggak tau apa gue itu semaleman galau karna berita tentang dia sama Vidi jalan berdua.

                “…..” nggak ada suara, ngorok pun enggak. Gue jadi punya ide. Gue lirik ada jam weker bentuk tengkorak disamping tempat tidurnya, jarum alarmnya ada di angka 6,berhubung sekarang masih jam setengah lima pagi, gue bunyiin aja biar cepetkelar urusan kekepoan gue.

                Krekk krrekk krrek… krriiiiiiinnggggg….

                “Mampus,gue telat.. gue telat!” Inilah efeknya, doi jadi lompat lompat nggak karuan muterin kasur, sambil masang muka ngantuk yang dikolaborasiin sama panik.

                “Haaahaahaa….” Akhirnya gue bisa ketawa lepas setelah penggalauan gue selama sehari semalam.

                “Malah ketawa lagi, bantuin gue beresin kamar, gue mau mandi! Udah telat niih”Ternyata efeknya berkepanjangan.

                “Hahaha,tenang tenang… lo nggak telat kok, haha.. ini masih jam setengah lima pagi”Kita lihat apa yang akan terjadi pemirsahh.

                “What??Jadi lo ngerjain gue? Ngapain sih?? Rese banget!! Gue tuh baru tidur jam 2 tadi pagi tau. Udah ah, gue mau tidur lagi! Dasar pengganggu lo!” Doi sebel berat dan balik ke kasurnya.

                “Tapi gue butuh ngomong Fell, gue butuh klarifikasi lo…” Gue tetep paksa dia bangun.

                “Hiiiihhh…oke oke, kalo emang itu bisa bikin lo nggak gangguin gue, silakan… silakan tanya, hantu jomblo galau!!!” terserah dia mau bilang gue hantu kaya apa, tapi yang pasti sekarang dia mau gue ajak ngobrol.

                “Katanya kemaren lo jalan sama Vidi, kok bisa?” 

                “Yaelaaah lo gangguin gue dari tadi, Cuma mau nanya kaya gini doang? Nggak penting banget deh!”

                “Yeee….Apapun yang berhubungan sama Vidi kesayangan gue, itu penting.. udah deh, jawab aja nggak usah drama”

                “Ini semua juga gara-gara lo, lo bantuin dia kan pas ujian? Nilainya jadi dapet A,dia ngira itu karna belajar bareng sama gue tempo hari, eh sama lo maksudnya,eh.. ya pokoknya gitu deh, makanya kemaren dia sok sok bales budi gitu, ngajak gue nonton. Tadinya emang gue nggak mau, ngapain juga, tapi karna gue kepikiran lo aja, makanya gue mau, kan lo biasa nongol kapan aja tuh. Nahhh gue kira lo juga bakal nongol malam itu. Eh… ternyata zonk, jadi gue deh terpaksa nemenin Vidi kesayangan lo itu nonton” Penjelasan puuaanjjaang luuebbaar dari Felly cukup bikin gue membegokan diri gue sendiri, beribu pertanyaan nggak penting ternyata juga dateng gitu aja. Kenapa gue harus ngelanggar peraturan? Kenapa gue harus ketahuan? Kenapa gue harus dihukum? Dan yang paling penting, kenapa gue harus jadi hantu di usia berburu pacar kaya gini? Kenapaaa???? Siapa yang harus gue salahin?

                “Gue dihukum, dilarang keluar rumah selama 2 hari karena ketahuan ngerasukin kakak lo tempo hari” Wajah gue berubah muram, sementara Felly yang tadinya pengen tidur lagi, malah jadi tempat curahan hati gue.

                “Jadi,kalo nanti lo ketahuan ngerasukin gue… itu artinya hukuman yang lebih berat udah nunggu lo gitu?” Pertanyaan Felly emang serem, dan jujur, nggak ada yang meleset.

                Gue nelen ludah.. kering. Akhirnya, gue memutuskan untuk sementara waktu ngejauh dari Felly, gue mau jadi Cherly si gadis hantu dulu sejenak, sampai suasana kembali normal dan gue bisa leluasa ngerasukin Felly buat misi gue PDKT sama Vidi kesayangan gue. Gue mau focus dulu aja sama sekolah, sama pelajaran-pelajaran yang dikasih Mr. Brian.

                “Yaudah gue balik ya, sampai ketemu di sekolah. Thanks juga udah mau dengerin gue” Sekejab gue hilang dari hadapan cewek supranatural yang masih muka bantal itu.


                “Tumben lo, jam segini udah bangun. Kesambet?” Christy terheran melihat adiknya sudah berkeliaran di dapur mengingat jarum jam belum tepat pada angka pertengahan enam dan tujuh.

                “Berisik lo!” Jawab Felly seraya meneguk air putih dingin dari kulkas.

                “Sayang,masih lama ya? Katanya mau cari sarapan dulu. Loh?? Felly? Tumben Fell” Celetuk Vidi secara tiba-tiba muncul di belakang mereka.

                “Kenapa sih? Kompak banget lo berdua? Kepo… kok bisaaa gitu Cherly suka sama lo,Vidi….Vidi, padahal kalian udah cocok banget, sama-sama payah” Felly tampaknya tidak sadar dengan kalimat yang baru saja dikatakannya.

                “Ha??Cherly?” Secara bersamaan Vidi dan Christy menyebut nama Cherly dengan tandaTanya besar.

                “Ah udahlah, lupain aja!!” Untuk menutupi salah tingkahnya, akhirnya Felly berlalu meninggalkan Christy dan Vidi begitu saja.

                “Maksudnya apaan ya? Kok Cherly? Cherly bukannya cewek yang mati konyol itu?” Batin Christy kebingungan dengan pikirannya.


                Sekolah udah jalan hampir setengah jam. Itu artinya mulut Mr. Brian juga udah ngoceh hampir setengah jam. Tapi entah kenapa pembahasan kali ini begitu memikat perhatian temen-temen gue, termasuk gue juga.

                “Hanya karena kalian meninggal, bukan berarti kalian telah siap merelakan kehidupan kalian. Secara mental, kalian masih terkait ke sana” Ujar Mr. Brian dengan seluruh keseriusan dan kewibawaan yang dimilikinya.

                “Lalu? Apakah karena itu, kita harus ada disini sekarang? Sekolah ini?” Tanya Ryn yang tumben nyambung.

                “Alasan kalian tetap harus sekolah, bahkan setelah meninggal, adalah bukan hanya untuk mempelajari tentang kehidupan setelah kematian. Kalian harus mempelajari sesuatu yang tidak pernah kalian pelajari dalam kehidupan” Lanjut Mr. Brian masih dengan kewibawaannya.

                “Sesuatu apa?” Tanya gue spontan

                “Sesuatu itu berbeda untuk setiap orang, Nona Cherly” Jawab Mr. Brian yang langsung bikin gue mikir. Sesuatu apa sebenernya yang harus gue pelajarin disini, yang nggak atau belum sempet gue pelajarin waktu gue masih hidup.

                “Remaja seperti kalian semua, baru hidup sebentar, dan seringkali kalian bertingkah ingin menang sendiri, tanpa memikirkan diri kalian atau orang lain. Coba,sekarang… kalian yang merindukan keluarga kalian silakan angkat tangan!”Perintah Mr. Brian cuma kaya angin lewat. Nggak ada satu pun yang angkat tangan, termasuk gue. Apa itu artinya gue nggak kangen sama bonyok gue?Tiba-tiba secara mengejutkan, Angel tunjuk tangan.

                “Jadi apa kami disini untuk menjalani hukuman?” Ternyata dia tunjuk tangan bukan karna kangen keluarga. Kirain…

                “Tentu tidak. Kalian pernah dapat kesempatan, dan pendidikan setelah kematian ini adalah kesempatan kedua untuk kalian. Kalian harus bisa memahami apa yang terjadi pada kalian, mengapa, dan belajar menerimanya” Pembelajaran kali inibener-bener bikin kita semua seakan ada di acara debat public, bedanya ini debat gaib.

                “Untuk apa?” Tanya gue

                “Untuk menerima kematian kalian, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk menerima diri kalian sendiri. Ketika itu sudah tercapai, kalian akan menemukan pemecahan masalah, dan bersamanya, datanglah ketenangan, kedamaian, dan….” Kata-kata doi masih nggantung

                “Kelulusan” Jawab Anisa sok nyambung. Tapi ya emang nyambung sih.

                “Tepat” Balas Mr. Brian mantap.


                Keluar dari kelas, yang ada dipikiran gue Cuma kelulusan, kelulusan, dan kelulusan.Gue harus segera nyelesain misi gue, dan bisa lulus dari pendidikan setelah kematian ini, selanjutnya? Entahlah, bahkan yang dunia kaya gue juga masih penuh misteri.

                “Galau mulu sih lo?” Tanya Kezia tiba-tiba ngagetin gue.

                “Gue itu nggak galau, tapi lagi liatin noooo…. Vidi kesayangan gue” Gue jawab sambil nunjuk Vidi yang lagi baca buku di perpus, bareng Christy. O my God, gue nggak suka kalimat yang terakhir barusan.

                “Kasian banget ya jadi lo, kalo gue sih udah bertindak dari Obama masih pake popok”Ceplos Kezia sambil makan burger di tangannya.

                “Bertindak? Emang bisa?” Tanya gue.

                “Bisalah, coba deh lo bikin puisi yang sweet, yang pokoknya gambarin perasaan lo deh” Ide Kezia terdengar konyol di telinga gue.

                “Terus?Udah gue bikin, diapain?” Tanya gue lagi.

                “Udahlah lo bikin aja, ribet banget sih. Kalo udah, kasih ke gue! Eh, tapi lo temenin gue ya, selidiki sebuah kasus” Kata Kezia, yang gue tangkep adalah sebuah negoisasi, atau semisal barter di dunia Narnia.

                “Kasus apaan?” Gue pasang muka paling bego sedunia.

                “Yaelah nih anak nanya mulu sih?! Udahlah… ikut aja apa kata gue” Jawab doi dengan muka super bête.


                Karena Kezia nyuruh gue buat bikin puisi, akhirnya gue bikin. Gue bikin di bawah pohon, tempat dimana gue sama Vidi pernah ngabisin waktu bareng, tentulah pake tubuh Felly. Saat puisi gue masih baru nyampe bait kedua. Anisa yang gue kiradari tadi udah seliweran disini, nyamperin gue.

                “Lo ngapain?” Tanya doi meng-kepo dengan gaya sok jual mahal.

                “Lagi nanem pohon. Udah jelas lagi nulis, masih nanya aja” Jawab gue sok jutek,dipikir dia doang apa yang bisa jutek, gue juga bisa kale.

                “Ya maksud gue nulis apa?” Tanya Anisa lagi, kali ini agak nyolot.

                “Nulis puisi buat Vidi gue tersayang, dan gue bakal lebih tentrem kalo lo nggak disini, gimana?” Usir gue dengan analogi yang agak absurd sih kayaknya.

                “Oh, buat Vidi??? Denger ya Cherly. Lo bisa pergi kemana aja, tapiiii ada 2 tempat yang mustahil lo kunjungi, pelukan dan pikiran Vidi. Camkan baik-baik!” Doi kabur ninggalin gondok 3 kilo.

Dua Dunia

Masih bisa ku lihat raga itu
Masih pula kudengar merdu suaranya
Namun satu,
Aku tak bisa menyentuhnya lagi
                Dunia kita tak sama lagi
                Jauh….Sangat jauh
                Tak lagi kuasa aku mengejarnya
                Dua tempat yang tak mungkin untuk bersatu
Hanya berdiri menatapnya
Tanpa ada satu patah kata terucap
Mendengar dendangan merdu suaranya
Sangat menenangkan….
                Penyesalan kini menari-nari diatas hatiku
                Pembodohan dirilah yang tersisa
                Takdirkah??
                Ya,takdir yang amaat menyiksa

                                                                CherlyY A

                 Nggak nyampe 10 menit setelah gue kasih puisi super cool gue ini ke Kezia, puisi itu udah nongkrong aja di madding koridor utama. Gue jadi bingung, gimana dia bisa masang tuh puisi? Sesaat setelah gue berbingung sama pikiran gue, Vidi sama Christy diikuti Felly juga di belakangnya, terpikat sama sesuatu yang bersinar seperti orang yang dapet hidayah di film-film religi pas Ramadhan.

                 “Dua Dunia? Aneh banget judulnya” Celetukan Christy yang terdengar samar-samar di telinga gue.

                 “Tapi keren sih, aku aja nggak bisa bikin puisi kaya gini, Ch er ly Ye A, Cherly Y A?” Terdengar juga suara merdu ayang gue yang nyebut-nyebut nama gue, mendekatlah gue kesanaaa.

                 “Lagi-lagi nama itu. Bukannya tuh cewek udah end ya? Serem banget sih nih puisi, lepas aja ya?” Sialan, Christy mau cabut puisi gue dari tahtanya. Tapi berkat Felly, gue, puisi gue, dan perjuangan gue buat PDKT sama Vidi terselamatkan.

                 “Lo kan tau dia udah end, kalo lo lepas tuh puisi, lo mau digangguin sama dia tiap malem?” Kata Felly sambil nahan tangan kakaknya.


                Huuuffttt….Akhirnya mereka menjauh dari madding, dan puisi gue masih tetep unjuk gigi disana. Eh, ngomong-omong unjuk Gigi, gue jadi kangen sama tuh anak. Akhirnya,hari itu gue tutup dengan mantengin sobat sejati gue, Gigi yang lagi ngelatih anak-anak cheers. Tapi, walaupun gue anteng, tiba-tiba muncul di otak gue tentang kasus yang diomongin Kezia. 



BERSAMBUNG
*gimana nasib puisi gaje yang bersinar di madding?
Dannn kasus apakah yang akan diselidiki oleh Kezia dan Cherly?

ARWAH JOMBLO GALAU Part 7

Genre   : Horor comedy
Cast       : All MC dan yang masih dirahasiakan


                  “Bodo amat lah, Felly kan pantang ingkar janji. Oke, gue ngelakuin ini, gue dateng ke bioskop, karena gue udah terlanjur ngomong iya. Cuma itu. Nggak lebih, dan nggak ada alesan lain” Felly memantapkan hatinya, lalu pergi keluar rumah dan menyetop taxi untuk menuju ke bioskop, tempat dimana ia dan Vidi nanti bertemu. Sementara itu, Christy yang sedang belajar di kamarnya hanya mengintip dari jendela saat Felly keluar melewati pagar rumah.
                “Tumben tuh anak keluar. Baguslah, semoga aja keluar sama cowok” Terdengar seperti ejekan memang, tetapi sementara Christy belum mengetahui siapa yang akan bertemu dengan Felly, semua itu belum murni sebuah ejekan.

                Sesampainya Felly di bioskop, ia sudah melihat Vidi, dengan kemeja bergaris andalannya berdiri sambil memegang dua pop corn dan dua minuman bersoda.
                “Gue kira lo nggak bakal dateng” Sambut Vidi dengan sumringah saat melihat Felly sudah ada di depan matanya.
                “Karna gue udah terlanjur ngomong iya aja, makanya gue dateng. Betewe, nonton film apa kita?” Tanya Felly dengan logat ketus khasnya.
                “Gue udah beli dua tiket, buat nonton Heart2Heart. Tuh film romantic banget. Biasanya kan cewek suka film yang romantic, jadi gue pilih itu” Jelas Vidi panjang lebar.
                “Oke, biasanya cewek suka film romantic, tapi gue enggak. Udah, lo tunggu sini! Gue aja yang antre, gue yang pilih filmnya” Tampaknya keputusan Felly sudah bulat, ia yang memilih film, dia juga yang mengantre tiket. Setelah dua tiket di dapatnya, tak perlu menunggu lama, kini Vidi dan Felly sudah ada di deretan ke tiga kursi merah bludru sambil menikmati soda dan pop corn, sesekali mereka tertawa karena adegan dalam film. Tak terasa hampir dua jam waktu bergulir sangat cepat.
                “Saat mencintai seseorang, kita hanya perlu jadi anak kecil… apa adanya -cinta brontosaurus-” Kata-kata itu tiba-tiba terlontar begitu saja dari mulut Vidi, saat mereka berdiri dibawah naungan teras biru tua yang diguyur hujan.
                “Ha? Apaan?” Ternyata kalimat pelan yang diucapkannya mampu didengar oleh indera pendengaran Felly.
                “Enggak… gue cuma inget kata-kata di film yang kita tonton tadi aja. Gue ngerasa kata-kata itu cocok buat hubungan gue sama Christy. Ah udahlah, makin dingin nih.. gue nggak punya jaket buat lo, kita ke mobil gue aja ya” Sejurus kemudian, mereka sudah ada dalam satu mobil.
                “Gue anterin lo pulang” Ujar Vidi lalu menyalakan mesinnya dan mobil mulai melaju menyusuri aspal Jakarta yang semakin basah. Kira-kira 10 meter sebelum rumah Felly terlihat, Vidi sudah berhenti.
                “Eee… gue turunin disini ya, dari pada nanti ada perang di rumah lo. Gue ada payung biar lo nggak kehujanan, nih!” Kata Vidi sambil menyerahkan payung lipat pada Felly yang sedari tadi mengunci bibirnya. Saat Felly sudah membuka pintu dan beranjak keluar, Vidi menghentikannya.
                “Eh Fell, makasih ya buat semuanya?!! Gue juga bakal lebih makasih kalo Christy nggak tau soal ini, bukan apa-apa… gue cuma nggak mau nambah-nambahin masalah, apalagi lo pasti juga kena kan? Gue nggak mau. Oke?” Jelas Vidi yang tanpa sadar, sedari tadi tangannya yang dingin telah mencengkeram tangan mungil Felly.
                “Santai aja kali, lepasin tuh tangan lo, gue mau pulang!” Secepat kilat Vidi melepaskan tangannya, dan kini Felly bisa keluar dari mobilnya dengan tenang.

                “Cowok lo pemalu ya? Cemen banget nggak berani nganterin sampe rumah. Anak mana sih?” Tanya Christy yang sukses mengejutkan Felly yang baru saja menginjakkan sepatunya yang kotor di lantai ruang tamu.
                “Bukan urusan lo!!” Jawabnya ketus, lalu berjalan ke kamarnya tanpa mempedulikan Christy yang tengah duduk santai sambil meneguk secangkir teh hangat di ruang tamu.



                Malam ini, hujan turun di Ibu kota, bikin semua hantu jadi galau di rumah, termasuk gue yang emang sesuai nama selalu galau walaupun hujan atau enggak. Kezia sama Ryn lagi ngubek-ubek makanan di meja makan, Anisa lagi sibuk ngerawat kuku kuku kakinya yang cuma dipakein sebelah sepatu doang, nah gue sama Angel lagi ngeliatin hujan lewat jendela.

                “Lo tau nggak, kalo lagi ujan gini gue jadi inget sama pacar gue, gue suka ngeringin rambutnya kalo lagi kehujan pas ke rumah gue” Idung gue mengembang karna kaget sama ucapan Angel barusan.

                “Elo punya pacar Njel?” Pertanyaan spontan gue lontarin di tengah kekagetan gue.

                “Maksud gue dulu, sebelum gue mati. Kenapa? Lo kaget ya? Lo pikir gue jomblo nggak laku kaya lo apa? Iih, gue punya pacar tau, pacar pertama dan terakhir” Oke, ini resmi penyombongan diri, sekaligus penghinaan yang nancep banget di ubun-ubun gue.


                “Oya? Terus terus? Dia sedih banget dong lo mati?” Tanya gue yang nggak mau naggepin celaan dia, dan lebih milih dengerin cerita masa hidupnya aja.

                “Gue nggak ngizinin dia sedih, nggak ada yang gue izinin buat sedih kalo gue mati. Semua harus nganterin gue pake sunyuman” Kata Angel masih terus ngeliatin tetes demi tetes air yang jatuh dari langit malam ini.

                “Emang, lo mati karna apa sih Njel?” Tanya gue yang emang udah penasaran badai sama kisah Angel.

                “Iya Njel, lo matinya kenapa sih? Kita kita nggak pernah tau gitu?!” Tanya Kezia yang tiba-tiba nimbrung pake bawa mangkuk berisi mie kuah, nggak ketinggalan juga tuh si Ryn ikut-ikutan nimbrung, bukannya bawa wedang ronde atau pisang coklat, malah bawa handphone dekilnya yang nggak pernah lepas dari tangan.

                “Kenapa jadi kumpul semua gini? Gue nggak lagi bagi-bagi takjil keles, hemm…. Oke, gue mati karnaaaaa ya emang udah waktunya gue mati” Minta dijitak banget emang nih si Angel.

                “Yaelah, ya maksudnya sebelumnya lo kenapa? Hih! Gue lempar handphone juga lo. Eh jangan deh, sayang handphone gue, hehe.. yaudah buruan cerita!” Kata Ryn malah yang ribet sendiri.

                “Gue sakit” 2 kata doang yang keluar dari bibir birunya.

                “ Sakit apa Njel?” Refleks, gue, Kezia, sama Ryn nanya bareng-barengan kaya tomcat lagi paduan suara.

                “Kompak banget lu pada, kaya girlband aja. Gue leukemia” Jawab Angel yang bikin gue kaget sekaget kaget kaget kaget kagetnya, berapa tadi tuh kaget gue?

                “Elo kekurangan darah Njel?” Tanya Ryn pake muka oon.

                “Ih itu anemia oon… Leukimia tuh susah tidur, oon banget sih lo!” Jawab Kezia sok bener aja.

                “Itu Insomnia Keziaaaa” Gue, Angel, sama Ryn sekarang yang kompak kaya girlband.

                “Berisik banget sih kalian!!” Mampus loh, Cinderella kesepian dan sedikit songong mulai ngamuk. Setelah dibentak sama Anisa, kita semua jadi bisik-bisik aja, persis kaya dukun yang lagi arisan sambil baca mantra.

                “Terus sekarang pacar lo gimana?” Tanya gue dengan nada super pelan, dan berlaga serius.

                “Ya nggak gimana gimana, dia sekarang udah punya pacar” Jawab Angel enteng.

                “Oh, jadi alasan lo jadi hantu karna pengen rebut lagi pacar lo dari pacar barunya?” Tanya Kezia yang tumben nyambung

                “Ya bukan lah, kurang kerjaan banget gue” Sanggah Angel sambil nyomot mie kuahnya Kezia yang ditaruh di lantai.

                “Terus apa dong misi lo?” Gue cepet-cepet balikin topik.

                “Kepo banget sih lu pada, udah ah gue mau tidur” Kata Angel yang tiba-tiba ngalihin pembicaraan dan bergegas ke kamarnya.

                “Aaahh… payah! Eh, ini Steffy nggak ada sendiri ya? Kemana dia?” Tanya gue ke Kezia sama Ryn yang sebenernya gue males nanya sama mereka, karna pasti ngaco.

                “Dia lagi berkelana mencari kitab suci” Jawab Kezia tanpa dosa, tuh kan… bener-bener bikin saraf otak gue mau putus.

                “Lu pikir dia sung go koong apa? Dia tuh, kalo lagi ujan gini emang pasti keluar. Lo liat deh, tungguin dia pulang! Lo pasti tahu alasennya entar” Jawab Ryn yang sekarang ngambil alih mie nya Kezia, gue bingung sama tuh mie, dimakan atau enggak sebenernya? Nggak abis-abis dari tadi.

                “Lagi ngomongin gue ya?” Tiba-tiba pintu kebuka, dan sesosok makhluk yang lumayan astral muncul tiba-tiba, persis kaya di pilem pilem hororrr.

                “Eh busyet! Siapa lo?” Tanya gue yang nggak ngenalin siapa yang masuk, dia cuma keliatan kaya anak perempuan yang make up nya luntur karna kebanyakan berenang di ancol, tapi lumayan cantik sih.

              “Gue Steffy mbloh, kaget ya lo? Mata gue tuh kalo kena air ujan jadi normal, tapi kalo air ujannya kering ya balik lagi” Jawab Steffy yang emang berubah jadi wajah normal karna matanya udah nggak kaya nastar gosong rasa mentega.

                “Kasian amat si lo” Kata Ryn sambil jalan ke kamar, gue ngekorin dia dari belakang karna kita sekamar, tapi masih setengah jalan si Anisa nyetop gue pake kaki yang ujung-ujung kukunya berwarna merah darah.

                “Lo kan masih masa hukuman, lo tidur di kamar gue!” Bentak Anisa tegas, dan apa boleh buat, dan apa yang boleh dibuat, gue nggak tau, gue turutin aja apa katanya, karna gue nggak mau masa hukuman gue beranak.

                “Buat besok, lo bener-bener harus di rumah. Lo nggak boleh dateng ke sekolah, setelah kita semua berangkat, rumah ini bakal gue kunci, dan nggak akan ada yang bisa bukain kecuali gue. Ngerti lo?” Kata-kata Anisa barusan emang kedengaran kaya ancaman dari seorang penjahat toilet yang ngancem bakal nggak keluar dari toilet itu kalo nggak dikasih uang 100 juta.

                “Iya, gue ngerti, tapi bukannya besok itu Minggu ya, yang gue tau kalo Minggu sekolah itu libur” Jawab gue penuh kemenangan, dan kalian pengen tau gimana reaksinya Cinderella kesepian dan sedikit songong ini setelah tau jawaban gue? Mukanya jadi kaya Tarra Budiman yang berkolaborasi dengan olgha saputra dan mpok Atiek, lucu bingiitt….

                “Yaaa… pokoknya lo nggak boleh keluar dari rumah ini. Titik” Si Anisa langsung ambruk dan munggungin gue di tempat tidurnya. Sementara gue? Ketawa cekikikan kaya ABG lagi kejepit pintu busway.


                Besok paginya gue bangun pas Anisa masih ngorok disebelah gue, buru-buru aja gue keluar dari kamarnya dan buka pintu keluar utama, hari ini gue pengen liat Vidi nikmatin hari Minggunya. Baru gue pegang tuh gagang pintu, tiba-tiba ada suara serak-serak banjir muncul dibelakang gue.

                “Lo nggak akan bisa keluar dari sini, pintu itu udah gue kunci” Gue nengok, ada Cinderella kesepian dan sedikit songong udah ngelipet tangan di dada dengan gaya sok cool ala cewek gila lagi bangun tidur.

                “Gue bakal tembus pintu, weeee” Gue julurin lidah imut gue, dan dengan pedenya jalan ke pintu. Duggg…. Jidat gue sukses kejedot pintu, kenceng. Gue gedeg-gedeg karna rasanya ada banyak tukang ojek muter-muter diatas kepala gue.

                “Haahahaa… nggak bakal bisa lo tembus, udah gue mantrain. Puyeng puyeng deh lo” Masih setengah gedeg gue denger Anisa ngetawain gue. Sialan! Endingnya lagi-lagi gue harus nurut dan mendekam di penjara ini. Gue cuma bisa jalan-jalan aja muterin rumah yang sepi, gue juga nggak tau anak-anak pada kemana.

                “Lo dirumah aja mbloh?” Ternyata masih ada makhluk tak hidup, tiba-tiba muncul dari kulkas dua pintu. Steffy, pake sebelah mata yang balik lagi mirip nastar gosong aroma mentega campur remason.

                “Gimana nggak dirumah, gue lagi dihukum. Lo sendiri kenapa nggak keluar kaya yang laen?” Tanya gue yang duduk di kursi deket kulkas.

                “Males aja, ngapain keluar juga gak ada kerjaan. Eh eh, semalem gue liat cowok culun yang lo taksir itu, siapa namanya?” Tanya steffy yang tiba-tiba nyinggung soal Vidi.

                “Vidi maksud lo? Dimana? Ngapain dia?” Tanya gue antusias

                “Lagi beteduh gitu, di depan bioskop. Sama cewek” Jawabnya sambil minum air putih rasa susu.

                “Pasti sama Christy. Iya kan? Ih, udah ah nggak usah cerita lagi!” Timpal gue sewot seperempat mati.

                “Kayaknya bukan deh, kalo Christy gue tau yang mana anaknya, ceweknya itu bodynya emang mirip Christy tapi agak serem mukanya, pake baju item-item, sampe make up nya juga item. Oh… iya iya, yang pernah dateng kesini dulu, jadi penyusup, biasanya lo rasukin itu loh” Kata Steffy penuh semangat, dan gue? Kaget kaget kaget kaget sekaget kaget kagetnya, karna cirri-ciri yang disebutin sama Steffy dengan semangat perjuangan kepahlawanan tadi.

                “What?? Felly? Kok bisa sih, Vidi jadi jalan sama Felly?” Gue jadi gelabakan sendiri, mana nggak bisa lagi keluar dari rumah, cuma bisa celingukan, kebingungan, kaya orang idiot.

               
                Sementara Cherly kebingungan di masa hukumannya, Vidi yang memang setiap Minggu selalu dating ke rumah Christy, kini ia datang sedikit terlambat, dan Christy dengan resah menunggunya di ruang tamu.
                “Lah? Kaya kenal itu payung, itu kan payungnya Vidi, kenapa bisa disini?” Christy bergumam pelan, saat Felly sedang berada dekat dengan ruang tamu, dan secara otomatis dia mendengarnya.
                “Mampus! Gue lupa nggak simpen tuh payung, gimana nih?” Usik hati Felly setelah mendengar ucapan Kakaknya tentang payung itu.
                “Maaf ya, aku telat” Vidi tiba-tiba muncul dari balik pintu dan meminta maaf atas keterlambatannya   menjemput sang pujaan hati.
                “Iya gapapa, eh ini payung kamu kenapa disini ya? Perasaan aku nggak berasa bawa deh” Christy langsung menanyakan sesuatu yang memang sejak tadi mengganjal hatinya
                “Ha? Ee.. e.. ini,, anu..” Vidi masih tergagap menjawab pertanyaan Christy.


BERSAMBUNG